Emas Melambung Tinggi, Bitcoin Terpuruk

Perusahaan yang berlokasi di Tysons Corner, Virginia baru saja meluncurkan penawaran saham terbaru mereka, yaitu Strategy. Dengan nilai total mencapai USD 310 juta, atau setara dengan Rp 5,04 triliun, dana ini dimaksudkan untuk mendukung akuisisi terbaru yang mereka rencanakan. Proses akuisisi ini diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan September mendatang. Di sisi lain, ada beberapa spekulasi mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan penunjukan anggota baru yang cenderung mendukung kebijakan dovish oleh Presiden Trump.

Informasi tersebut disampaikan oleh Strategy melalui pernyataan resmi mereka, dan dilaporkan oleh Yahoo Finance pada Selasa, 26 Agustus 2025. Dalam konteks yang lebih luas, pada hari yang sama, pasar kripto di seluruh dunia menunjukkan gejolak yang signifikan, terutama pada perdagangan sesi sore tanggal 28 Agustus 2025 di Amerika Serikat.

Saat ini, harga emas berada di level USD 3.477, hanya selisih beberapa dolar dari rekor tertingginya yang tercatat pada awal bulan ini, yakni USD 3.534. Kekhawatiran mengenai kemungkinan penurunan harga emas batangan, akibat tarif hukuman yang diterapkan oleh Gedung Putih terhadap Swiss, tampaknya telah mereda. Meskipun demikian, tetap perlu diingat bahwa Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas segala bentuk keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul akibat keputusan investasi yang diambil individu.

Mengacu pada laporan dari Yahoo Finance yang dirilis pada Jumat, 29 Agustus 2025, harga Bitcoin (BTC) menunjukkan fluktuasi yang cukup menarik. Setelah sempat mencapai titik tertinggi di level USD 113.000, atau Rp 1,84 miliar—berdasarkan asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah yang berada di kisaran 16.355—harga Bitcoin kini telah turun sebesar 0,7%, mencapai USD 111.800, atau sekitar Rp 1,82 miliar.

Situasi yang sama terjadi pada beberapa altcoin, di mana Ether (ETH) dan XRP mengalami penurunan yang lebih besar, masing-masing sebesar 2,1% dan 1,4%. Namun, di tengah aksi jual yang melanda sebagian besar pasar digital, Solana (SOL) menunjukkan performa yang relatif baik dengan peningkatan sebesar 3,1% selama 24 jam terakhir.

Salah satu pertanyaan yang menarik adalah mengapa perkembangan makroekonomi, yang termasuk suku bunga lebih rendah dan penurunan nilai dolar AS, tidak berhasil memicu lonjakan minat terhadap aset digital seperti Bitcoin. Seiring dengan meningkatnya pengawasan terhadap aset kripto oleh regulator, sektor ini terus mengalami volatilitas yang tidak menentu.

Dalam beberapa pekan terakhir, meskipun emas mengalami kenaikan harga karena faktor-faktor seperti ketidakpastian global dan kebijakan moneter bank sentral, Bitcoin dan aset kripto lainnya tidak menunjukkan respons yang serupa. Hal ini menimbulkan rasa penasaran di kalangan analis tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di pasar cryptocurrency. Apakan kita akan melihat tren pemulihan yang kuat atau masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh pasar kripto?

Pada akhirnya, situasi di pasar keuangan, terutama yang melibatkan aset-aset digital dan komoditas, selalu penuh dengan ketidakpastian. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan membuat keputusan investasi yang berbasis pada riset dan analisis yang mendalam. Jangan lupa untuk terus memantau perkembangan terbaru yang dapat mempengaruhi pasar, agar tidak ketinggalan informasi penting seputar investasi Anda.