Bitcoin Tetap Kuat di Tengah Geopolitik dan Kebijakan Baru

Sheetstowebsite.com Hai semoga semua sedang dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Sekarang mari kita teliti Crypto,blog yang banyak dibicarakan orang. Konten Yang Membahas Crypto,blog Bitcoin Tetap Kuat di Tengah Geopolitik dan Kebijakan Baru Pelajari setiap bagiannya hingga paragraf penutup.

Pada beberapa hari terakhir, harga Bitcoin telah mengalami volatilitas yang cukup tinggi, terutama ketika mencapai puncaknya di USD 86.000 sebelum akhirnya kembali terkoreksi di bawah USD 84.000. Hal ini dapat dipahami sebagai respons pasar terhadap perubahan dinamika kebijakan perdagangan global dan juga karena adanya minimnya likuiditas di akhir pekan. Oscar Darmawan, CEO INDODAX, menjelaskan bahwa kondisi tersebut menciptakan ketidakpastian yang membuat harga Bitcoin kembali menyusut ke level di bawah USD 84.000. Keterangan ini disampaikan pada hari Selasa, 22 April 2025.

Saat Bitcoin melambung ke USD 86.000, pasar merespons dengan reaksi yang kuat terkait situasi kebijakan perdagangan global. Salah satu faktor yang mendorong sentimen positif di pasar adalah laporan mengenai pertimbangan pemerintahan Donald Trump untuk membeli Bitcoin dengan pendapatan yang diperoleh dari tarif perdagangan. Ini menunjukkan adanya keseriusan institusi dalam mempertimbangkan aset digital.

Seiring waktu, Bitcoin kini telah menunjukkan kestabilan dalam rentang harga USD 84.000 hingga USD 86.000 pada pertengahan April 2025. Walaupun tidak terdapat kenaikan harga yang signifikan, tren ini seakan mencerminkan ketahanan Bitcoin di tengah ketidakpastian ekonomi internasional. Menurut data terbaru dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini masih menunjukkan penguatan.

Dalam laporan terbaru yang diterima pada 14 April 2025, terdapat catatan positif mengenai arus masuk ETF yang mencapai USD 1,47 juta setelah tujuh hari berturut-turut mencatatkan arus keluar. Hal ini menunjukkan adanya minat baru oleh para investor terhadap Bitcoin, di mana sebelumnya, ada anggapan bahwa Bitcoin hanya merupakan alat spekulatif. Saat ini, perlahan-lahan narasi tersebut mulai digantikan oleh pandangan bahwa Bitcoin juga bisa berfungsi sebagai penyimpan nilai dan alat pelindung kekayaan dalam jangka panjang.

Oscar menegaskan bahwa jika pemerintah besar seperti Amerika Serikat mulai mempertimbangkan akumulasi Bitcoin, hal ini akan sangat berdampak positif pada kepercayaan publik terhadap teknologi blockchain dan aset digital. Ini tentunya bukan hanya akan menarik perhatian dari investor ritel, tetapi juga dari lembaga-lembaga finansial dan negara lain di seluruh dunia.

Namun, Oscar juga mengingatkan bahwa risiko makroekonomi, seperti konflik dalam perdagangan internasional atau kemungkinan resesi, tetap perlu diwaspadai. Bitcoin memang merupakan salah satu alternatif investasi yang telah teruji, tetapi kapitalis harus disiplin dalam manajemen risiko. “Jangan biarkan euforia sesaat mempengaruhi keputusan investasi Anda,” tambahnya.

Untuk mengurangi dampak dari tekanan emosional akibat volatilitas pasar, Oscar menyarankan untuk mengadopsi strategi investasi jangka panjang, seperti Dollar-Cost Averaging (DCA). Dengan harga Bitcoin yang kini berada dalam fase konsolidasi, strategi DCA ini bisa menjadi salah satu solusi yang tepat untuk menghadapi situasi pasar yang fluktuatif. DCA adalah pendekatan yang bisa membantu investor untuk melakukan investasi secara berkelanjutan, meskipun dalam kondisi pasar yang belum stabil, ungkapnya.

Secara keseluruhan, perkembangan harga Bitcoin dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan bahwa meskipun ada banyak dinamika yang sedang berlangsung di sekitar perdagangan global dan kebijakan keuangan, Bitcoin tetap berada dalam sorotan. Kepercayaan yang berkembang akan aset digital ini mengisyaratkan bahwa Bitcoin tidak hanya dilihat sebagai alat spekulatif, tetapi juga sebagai aset yang berpotensi untuk investasi jangka panjang yang menguntungkan.