China Hadapi Tantangan Kripto Hasil Kejahatan Baru
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4424749/original/064202100_1683862117-worker-figures-helping-dig-coin-money-dollar-note-background.jpg)
Sheetstowebsite.com Assalamualaikum semoga hari ini menyenangkan. Pada Blog Ini saatnya berbagi wawasan mengenai Crypto,blog. Artikel Ini Mengeksplorasi Crypto,blog China Hadapi Tantangan Kripto Hasil Kejahatan Baru Tetap fokus dan ikuti pembahasan sampe selesai.
Menurut laporan yang dirilis oleh perusahaan investasi Bitcoin bernama River pada tanggal 17 April 2025, diperkirakan bahwa pada akhir tahun 2024, pemerintah daerah di China akan memiliki sekitar 15.000 Bitcoin. Perusahaan teknologi yang berbasis di Shenzhen, Jiafenxiang, diketahui telah bekerja sama dengan beberapa pemerintah kota seperti Xuzhou, Hua’an, dan Taizhou untuk menjual mata uang kripto senilai lebih dari 3 miliar yuan ke pasar internasional.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa pemerintah daerah yang berkolaborasi dengan perusahaan swasta untuk menjual aset kripto hasil sitaan dan mengalihkan dana tersebut menjadi uang tunai. Seorang ahli bernama Shi menyatakan, Penjualan kripto oleh pemerintah lokal merupakan sebuah solusi darurat yang jelas-jelas tidak sepenuhnya sesuai dengan kebijakan larangan perdagangan kripto yang ada di China saat ini.
Data terbaru menunjukkan bahwa pendapatan dari hasil sitaan pemerintah daerah telah meningkat menjadi 378 miliar yuan, meningkat 65% dibandingkan dengan lima tahun lalu. Menariknya, laporan dari perusahaan keamanan blockchain, SAFEIS, mengungkapkan bahwa nilai uang yang terkait dengan tindakan kriminal dalam dunia kripto telah melonjak hingga sepuluh kali lipat pada tahun 2023, mencapai sekitar 430,7 miliar yuan (sekitar USD 59 miliar).
Meski demikian, hingga saat ini belum ada peraturan spesifik yang mengatur aktivitas perusahaan swasta seperti Jiafenxiang dalam penjualan kripto. Liu Honglin, seorang pengacara yang sering memberikan saran kepada pemerintah daerah, menekankan bahwa aset kripto yang disita telah menjadi sumber pendanaan yang penting di berbagai kota. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada larangan perdagangan, kebutuhan untuk melikuidasi aset yang disita menjadi sebuah keharusan bagi pihak berwenang.
Guo Zhihao, pengacara senior di Firma Hukum Beijing Yingke, mengkritik larangan perdagangan kripto yang dikeluarkan, dengan menyatakan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kebutuhan otoritas lokal untuk menyesuaikan status keuangan terkait aset yang mereka miliki. Penjualan aset kripto ini kemudian digunakan untuk meningkatkan kas daerah, khususnya di tengah tantangan ekonomi yang semakin melambat.
Namun, langkah ini memunculkan beragam kekhawatiran. Terdapat ketakutan akan kurangnya transparansi dalam proses penjualan, potensi penyalahgunaan kekuasaan, serta kemungkinan bahwa tindakan ini akan merangsang lebih banyak pelaku kejahatan untuk berani terlibat dalam aktivitas ilegal di ranah kripto. Di China, perdagangan mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum masih dilarang keras, meskipun sejumlah pihak mulai berpendapat bahwa pengadilan seharusnya mengakui mata uang kripto sebagai salah satu bentuk aset yang dapat diperlakukan secara lebih resmi.
Belum ada keputusan resmi yang diambil, namun, kebanyakan pihak yang terlibat sepakat bahwa penting untuk menciptakan prosedur nasional yang lebih konsisten dalam menangani transaksi dan penyimpanan mata uang kripto. Melalui cara ini, hasil penjualan kripto yang dilakukan oleh pemerintah daerah akan dikonversi ke dalam yuan dan dimasukkan ke dalam rekening keuangan daerah, memberikan kontribusi bagi stabilitas ekonomi daerah tersebut.
Demikian uraian lengkap mengenai china hadapi tantangan kripto hasil kejahatan baru dalam crypto,blog yang saya sajikan Jangan segan untuk mengeksplorasi topik ini lebih dalam selalu berinovasi dalam karir dan jaga kesehatan diri. Ajak temanmu untuk ikut membaca postingan ini. semoga artikel lainnya juga menarik. Terima kasih.
✦ Tanya AI