• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Defisit APBN Rp 104,2 Triliun: Masih Aman?

img

Sheetstowebsite.com Assalamualaikum semoga hari ini menyenangkan. Sekarang saya mau menjelaskan manfaat dari Bisnis, blog yang banyak dicari. Informasi Terbaru Tentang Bisnis, blog Defisit APBN Rp 1042 Triliun Masih Aman Tetap fokus dan simak hingga kalimat terakhir.

Dalam konteks perekonomian nasional, sosok yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Ekonomi Nasional memberikan masukan terkait antisipasi yang perlu dilakukan pemerintah. Dia menekankan pentingnya perhatian terhadap perputaran anggaran yang terdapat dalam siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran.

“Aspek yang perlu kita perhatikan adalah kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dapat mempengaruhi penerimaan negara,” ungkapnya. Menurutnya, prediksi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -0.5 persen akibat faktor eksternal, seperti kebijakan yang dikeluarkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, menjadi salah satu penyebab yang harus diantisipasi.

Mengacu pada kondisi tersebut, Arief menyarankan agar pemerintah tetap fokus pada belanja anggaran ke depan. “Yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa pengeluaran selama sembilan bulan mendatang selaras dengan target defisit yang ditetapkan sebesar 2,53 persen,” tambahnya. Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam alokasi belanja pemerintah dan menghindari perubahan orientasi anggaran di bulan-bulan yang akan datang.

Lebih lanjut, Arief memberikan pandangan bahwa pengelolaan defisit atau surplus APBN seharusnya menjadi fokus konsolidasi tahunan. Terlebih lagi, di awal tahun fiskal, pemerintah masih memiliki ruang untuk melakukan manuver fiskal yang lebih fleksibel. “Tidak perlu terburu-buru dalam menilai defisit APBN 2025 sebagai sebuah permasalahan serius,” ujar Arief dalam wawancaranya dengan Liputan6.com pada Kamis, 10 April 2025.

Arief Anshory Yusuf, yang merupakan Guru Besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, menilai bahwa defisit yang tercatat hingga Maret 2025 masih dalam batas yang wajar. Dia berpendapat bahwa saat ini terlalu dini untuk menganggap defisit tersebut sebagai isu yang harus segera dicari solusinya. “Kita juga perlu mempertimbangkan kebutuhan untuk mengambil langkah-langkah counter-cyclical jika terjadi gejolak dalam perekonomian,” tuturnya.

Sebagai catatan, defisit yang tercatat pada Maret 2025 menimbulkan perhatian karena di periode yang sama pada Maret 2024, kinerja APBN justru menunjukkan surplus. Dari data yang ada, pendapatan di Maret 2025 tercatat sebesar Rp 516,1 triliun, yang jauh lebih rendah dibandingkan pendapatan di Maret 2024 yang mencapai Rp 620,01 triliun.

Sementara itu, pengeluaran pada Maret 2025 meningkat drastis menjadi Rp 620,3 triliun, dibandingkan dengan pengeluaran tahun lalu yang hanya Rp 611,9 triliun. Kenaikan ini diharapkan dapat membantu pemerintah menghadapi ketidakpastian dalam situasi ekonomi global.

Di sisi lain, Arief juga mengapresiasi langkah Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang telah melakukan upaya antisipasi terhadap potensi gangguan, terutama yang disebabkan oleh kebijakan tarif resiprokal yang dikeluarkan oleh Trump. Dalam hal ini, strategi frontloading APBN 2025 menjadi relevan, di mana pemerintah melakukan penerbitan surat utang dalam jumlah besar di awal tahun fiskal.

Hingga bulan Maret 2025, pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 270,4 triliun. “Dapat kita lihat bahwa sumber dari defisit non-typical ini merupakan langkah frontloading pemerintah dalam rangka mengantisipasi efek dari kebijakan yang tidak menentu,” tutup Arief.

Bulan Pendapatan (Rp Triliun) Pengeluaran (Rp Triliun) Status
Maret 2024 620,01 611,9 Surplus
Maret 2025 516,1 620,3 Defisit

Begitulah defisit apbn rp 1042 triliun masih aman yang telah saya jelaskan secara lengkap dalam bisnis, blog, Saya harap Anda mendapatkan pencerahan dari tulisan ini tetap fokus pada tujuan dan jaga kebugaran. Silakan share ke orang-orang di sekitarmu. Sampai jumpa di artikel selanjutnya

Special Ads
© Copyright 2024 - ✅ SheetstoWebsite.com - Website + Hosting Unlimited & Lifetime, Tanpa Perpanjangan!
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads