Donald Trump Jadi Paus Lewat AI, Dapat Kritikan Pedas!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5209127/original/048755500_1746425828-Donald_Trump_AI.jpg)
Sheetstowebsite.com Mudah-mudahan harimu cerah dan indah. Pada Detik Ini mari kita bahas tren Tekno,blog yang sedang diminati. Pembahasan Mengenai Tekno,blog Donald Trump Jadi Paus Lewat AI Dapat Kritikan Pedas Tetap fokus dan ikuti pembahasan sampe selesai.
Table of Contents
Sebelumnya, Donald Trump telah menjadi pusat kontroversi setelah mengupload video yang menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Video itu menunjukkan bagaimana kondisi Gaza pasca perang direkayasa menjadi sebuah resort mewah yang mirip dengan gaya negara-negara Teluk, dilengkapi dengan patung berlapis emas dirinya sendiri. Sementara itu, sebuah model AI bernama DeepSeek yang dikembangkan oleh laboratorium asal China juga telah menciptakan kegemparan di kalangan perusahaan teknologi di Silicon Valley.
Menurut sebuah laporan dari CNN yang dipublikasikan pada tanggal 5 Mei 2025, Donald Trump beberapa waktu lalu juga mengunggah gambar hasil rekayasa AI yang menampilkan dirinya sebagai Paus. Dalam gambar tersebut, ia mengenakan jubah putih dan atribut kepausan lainnya. Gambar itu muncul setelah Trump melakukan perjalanan ke Italia untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, sebagai penghormatan kepada tokoh besar tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh South China Morning Post pada 28 Januari 2025, Trump mengekspresikan keprihatinannya terkait kehadiran DeepSeek AI yang dikembangkan di China. Ia menganggap peluncuran teknologi ini sebagai peringatan serius bagi sektor teknologi Amerika. Trump pun berkata, DeepSeek AI seharusnya menjadi sinyal bagi industri kita untuk fokus pada inovasi demi bersaing. Kita memiliki ilmuwan terbaik di dunia dan harus memanfaatkan potensi ini,.
Walaupun menganggap DeepSeek sebagai tantangan, unggahan Trump tersebut tidak lepas dari kritik yang tajam. Banyak pihak, terutama dari kalangan umat Katolik, menyatakan bahwa unggahan itu sangat tidak sensitif, mengingat saat ini mereka tengah berduka atas meninggalnya Paus Fransiskus dan menantikan pemilihan Paus baru. Gedung Putih pun mendapatkan sorotan dengan pernyataan yang mendukung posisi Trump baik sebagai pemimpin maupun sebagai pendukung umat Katolik.
Kritik paling keras datang dari Kardinal Pablo Virgilio David dari Filipina. Ia menyebut tindakan Trump sebagai sesuatu yang melecehkan kepercayaan umat beriman, serta menganggapnya sebagai bukti bahwa pemimpin sayap kanan lebih menyukai guyonan ketimbang menunjukkan rasa hormat yang layak. Mantan Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, juga menyuarakan pendapat senada, menilai tindakan tersebut sebagai penghinaan.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, membela presiden dengan menyatakan bahwa Trump adalah pendukung setia umat Katolik dan kebebasan beragama. Namun, banyak yang merasa tindakan ini menunjukkan kurangnya sensitivitas Trump terhadap situasi sehari-hari yang melibatkan ajaran agama dan tradisi. Dalam beberapa kalangan, gambar itu disambut dengan reaksi negatif, dan terlihat bahwa Trump kembali menghadapi kritik atas kebiasaannya menampilkan diri dalam berbagai cara yang tidak umum.
Belum puas dengan reaksi yang ada, Trump juga memposting gambar tersebut di platform Truth Social, dan kemudian dibagikan oleh akun resmi Gedung Putih di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Tindakan ini meningkatkan ketegangan di antara para pembela dan penentang di media sosial, dengan banyak yang mengingatkan Trump untuk tidak menganggap serius situasi yang sedang terjadi di kalangan umat Katolik.
Pesaing global dalam dunia teknologi, khususnya dalam bidang AI, semakin memanas. DeepSeek yang dikembangkan di China dinyatakan mampu menghasilkan model AI dalam waktu hanya dua bulan dan biaya kurang dari USD 6 juta, menggunakan chip Nvidia H800. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Trump merasa perlu untuk menyoroti keberhasilan perusahaan-perusahaan di China. Ia menyatakan, Beberapa hari terakhir saya membaca tentang kemajuan yang dicapai oleh perusahaan di China dalam bidang AI, termasuk kecepatan dan biaya produksi yang sangat terjangkau.
Pernyataan dan sikap Trump ini memang bukan kali pertama mengundang polemik. Dalam pandangan banyak pihak, upaya Trump memanfaatkan teknologi AI untuk menarik perhatian justru menambah daftar panjang kontroversi yang dihadapi. Terlepas dari itu, situasi ini mencerminkan ketegangan yang lebih besar antara dua kekuatan besar di dunia, yaitu Amerika Serikat dan China, terutama dalam kompetisi teknologi.
Demikian penjelasan menyeluruh tentang donald trump jadi paus lewat ai dapat kritikan pedas dalam tekno,blog yang saya berikan Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi banyak orang cari inspirasi baru dan perhatikan pola makan sehat. Silakan share ke orang-orang di sekitarmu. Sampai bertemu di artikel berikutnya. Terima kasih banyak.
✦ Tanya AI