• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Sri Mulyani: Butuh Rp 7.500 Triliun untuk Pertumbuhan!

img

Sheetstowebsite.com Mudah-mudahan selalu ada senyuman di wajahmu. Dalam Blog Ini mari kita bahas tren Bisnis,blog yang sedang diminati. Pandangan Seputar Bisnis,blog Sri Mulyani Butuh Rp 7500 Triliun untuk Pertumbuhan Ikuti pembahasan ini hingga kalimat terakhir.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk pertumbuhan ekspor sebesar 6,8%, meskipun saat ini dunia sedang menghadapi tren proteksionisme yang meningkat. Dalam kerangka tersebut, pemerintah juga mengusulkan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2026 berada di kisaran 5,2% hingga 5,8% persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year).

Pertumbuhan di sektor perdagangan besar dan eceran, yang berkontribusi sekitar 13,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), ditargetkan mencapai 5,7%. Sementara itu, sektor informasi dan komunikasi, yang menyumbang 4,4% terhadap PDB, diharapkan tumbuh lebih pesat dengan target 8,3% berkat perkembangan pesat dalam bidang data center dan ekonomi digital.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, pemerintah mengandalkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai salah satu instrumen utama guna menarik investasi. Peran swasta juga dianggap krusial dalam pembiayaan infrastruktur, pengembangan ekonomi hijau, serta transformasi digital, yang keseluruhannya berkontribusi pada pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam rapat paripurna di kompleks Parlemen Jakarta pada tanggal 29 September 2022, menegaskan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya peningkatan investasi yang signifikan. Dia menekankan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sektor swasta, merupakan hal yang sangat penting.

Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pada tahun 2026, diperlukan tambahan investasi baru minimal sebesar Rp 7.500 triliun. Dengan menggabungkan konsumsi dan investasi, kedua sektor ini diperkirakan akan memberikan kontribusi sekitar 85% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Target pertumbuhan sektor anu dibidik pemerintah adalah 5,3%, yang akan didorong melalui investasi, inovasi, dan peningkatan produktivitas. Namun, Sri Mulyani memperingatkan bahwa target ini cukup menantang, mengingat proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2026 yang hanya berada di angka 2,4% menurut Bank Dunia dan sekitar 3% menurut IMF.

Harapan jangka panjang pemerintah adalah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029, yang tentunya akan memerlukan kerjasama dan kolaborasi yang erat antara semua pemangku kepentingan yang terlibat. Dalam konteks ini, agenda rapat paripurna kali ini juga membahas pengambilan keputusan atas RUU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun anggaran 2023.

Dalam sidang yang dilakukan pada tanggal 1 Juli 2025, Sri Mulyani menjelaskan bahwa investasi berkontribusi sebesar 30% terhadap PDB, sehingga pertumbuhannya harus mencapai 5,9% year-on-year. Lembaga yang di bawah naungan BPI Danantara ini difokuskan pada sektor-sektor strategis yang mampu memberikan nilai tambah tinggi, dan diharapkan dapat menarik investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri secara signifikan.

Di sisi produksi, sektor industri pengolahan menjadi prioritas utama karena menyumbang 19% terhadap PDB. Di samping itu, konsumsi rumah tangga juga sangat penting karena menyumbang sekitar 55% terhadap PDB nasional. Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah akan terus memberikan dukungan melalui regulasi yang mendorong dan menjaga stabilitas makroekonomi.

Selain itu, untuk meningkatkan kinerja ekspor, strategi hilirisasi akan menjadi fokus utama dalam upaya mendongkrak ekspor nasional. Di tengah agenda tersebut, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut dapat memberikan dampak ganda, dengan menciptakan rantai pasok di berbagai daerah dan diperkirakan akan menyerap sekitar 1,7 juta tenaga kerja.

Begitulah ringkasan sri mulyani butuh rp 7500 triliun untuk pertumbuhan yang telah saya jelaskan dalam bisnis,blog Jangan ragu untuk mencari tahu lebih lanjut tentang topik ini tingkatkan pengetahuan dan perhatikan kesehatan mata. share ke temanmu. lihat juga konten lainnya di bawah ini.

Special Ads
© Copyright 2024 - ✅ SheetstoWebsite.com - Website + Hosting Unlimited & Lifetime, Tanpa Perpanjangan!
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads