Kapitalisasi Pasar Stablecoin USDt Capai Rp 2,4 Kuadriliun

Sheetstowebsite.com Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Saat Ini aku ingin berbagi pengetahuan mengenai Crypto,blog yang menarik. Artikel Mengenai Crypto,blog Kapitalisasi Pasar Stablecoin USDt Capai Rp 24 Kuadriliun Ikuti selalu pembahasannya sampai bagian akhir.

1.1. manfaat pajak

Gabriel Rey, CEO dan pendiri Triv, mengungkapkan bahwa semakin banyak perusahaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang mulai menggunakan stablecoin seperti USDT dalam operasi bisnis mereka. Hal ini lebih terlihat dalam kegiatan ekspor-impor serta pengiriman uang. Dikatakan bahwa Tether sedang melakukan upaya lobi yang lebih intensif di Washington, DC, seiring dengan anggota parlemen AS yang saat ini sedang mempertimbangkan beberapa Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait stablecoin. Salah satu di antaranya adalah UU STABLE, yang diperkenalkan oleh Ketua Komite Layanan Keuangan DPR, French Hill, dan Ketua Subkomite Aset Digital, Bryan Steil.

Berdasarkan data dari CoinMarketCap, Tether saat ini menguasai 61% pasar stablecoin global. Pada tanggal 12 Mei 2025, kapitalisasi pasar stablecoin yang diterbitkan oleh Tether, yaitu USDT, berhasil melampaui angka USD 150 miliar, setara dengan Rp 2,4 kuadriliun. Hal ini menandai pencapaian penting bagi perusahaan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada konferensi Token2049 di Dubai, Uni Emirat Arab, Paolo Ardoino, CEO Tether, mengatakan bahwa stablecoin yang ada di pasar domestik akan berbeda dari stablecoin yang bersifat internasional. Di dalam komunitas bisnis, termasuk importer mobil mewah dan barang pecah belah dari China, stablecoin telah bertransformasi menjadi metode pembayaran yang utama.

Tether menunjukkan kecenderungan yang lebih luas menuju adopsi mata uang fiat digital. Data terbaru yang disajikan oleh Dune dan Artemis menunjukkan bahwa jumlah dompet stablecoin aktif melonjak lebih dari 50% dalam satu tahun terakhir, meningkat dari 19,6 juta menjadi 30 juta. USDC dari Circle mengikuti jejak Tether dengan menguasai hampir 25% dari pasar stablecoin.

Meskipun Tether memiliki posisi yang kuat secara global, perusahaan masih menghadapi batasan di Amerika Serikat, di mana undang-undang mengenai mata uang kripto sedang dalam tahap pembahasan. Tether tetap berencana untuk menghadirkan stablecoin baru yang didukung dolar pada akhir tahun ini. Para pelaku usaha lebih memilih menggunakan stablecoin karena biaya transaksi yang lebih murah serta proses yang lebih cepat.

Selain dari manfaat efisiensi, penggunaan aset digital dalam neraca keuangan perusahaan juga membuka peluang untuk pengelolaan pajak yang lebih efektif. Menurut Gabriel, pengusaha dapat meraih manfaat pajak dengan cara mengurangi laba dan mengalihkan dana tersebut ke aset digital yang lebih likuid. Sejak tahun 2024, para pengusaha di Indonesia telah mendapatkan izin untuk memiliki cryptocurrency dalam neraca perusahaan mereka. Hal ini dapat dimanfaatkan, bukan hanya untuk capital gain, tetapi juga dalam strategi perencanaan pajak.

Gabriel Rey menjelaskan dalam acara Cryptalk with TRIV Cryptocurrency bahwa prospek penggunaan stablecoin di Indonesia sangatlah cerah. Dengan adopsi yang semakin meluas, perusahaan-perusahaan dapat memanfaatkan semua keuntungan yang ditawarkan oleh stablecoin. Hal ini menunjukkan bahwa cryptocurrency semakin mendapatkan tempat dalam ekosistem finansial, terutama di dunia bisnis yang lebih dinamis.

Dengan demikian, masa depan stablecoin di Indonesia dan secara global tampak semakin positif. Perkembangan ini tentunya akan menarik untuk disaksikan, terutama bagaimana perusahaan-perusahaan akan memanfaatkan teknologi ini lebih lanjut.